Extension Tube Mengubah Lensa Biasa Menjadi Lensa Makro
Jika suatu saat anda ingin memotret makro namun tidak ingin membeli
lensa khusus makro, ada beberapa skenario alternatif murah yang bisa
dipakai:
- Memasang extension tube antara lensa dan body kamera
- Memasang filter close-up didepan lensa
- Membalik lensa (reverse ring)
Foto diatas diambil dengan lensa 50mm f/1.4 plus extension tube Kenko 36mm
Secara bertahap kita akan membahas masing-masing pilihan, namun untuk
artikel ini kita fokuskan tentang penggunaan extension tube. Oke
langsung saja:
Extension tube dipasang antara body kamera dan lensa, sehingga secara
efektif menambah jarak antara elemen depan lensa dan bidang sensor, yang
pada akhirnya akan meningkatkan perbesaran lensa dan mengubah minimum
focusing distance.
Extension tube hanyalah sebuah ring logam berbentuk silinder dan
tidak memiliki elemen optik, sehingga kualitas foto tidak terpengaruh
secara optik, namun kita juga jangan berharap kualitasnya bisa menyamai
kualitas lensa khusus makro. Kita bisa menumpuk beberapa extension tube
sekaligus untuk bisa mendapat tingkat perbesaran yang lebih banyak.
Kita bisa membeli extension tube tunggal atau membelinya dalam set,
kebanyakan extension tube memiliki panjang ekstensi efektif antara 8 mm
sampai 35 mm, dan kita bisa mengkombinasikan beberapa extension tube
sekaligus, namun efeknya informasi dan pengaturan elektronis kadang
tidak “nyambung” dengan kamera saat kita menumpuk beberapa extension
tube.
Gambar diatas, Kiri: Diambil dengan lensa 85mm dengan extension tube
12mm. Kanan: dengan lensa 85mm yang dipasang extension tube 25mm. Lihat
perbedaan efek perbesaran dari kedua extension tube yang beda 13 mm.
Keuntungan utama extension tube adalah bahwa cukup dengan membeli
satu kita bisa memakainya di semua lensa. Namun jenis lensa yang paling
ideal adalah lensa dengan rentang panjang focal antara 24 mm sampai
dengan 90 mm, jadi kalau anda memiliki lensa kit 18-55mm atau memiliki
lensa prime 50mm (lensa 50mili adalah lensa hebat loh, mereka adalah jodoh ideal bagi extension tube.
Canon, Nikon atau produsen kamera dan lensa lain seringkali
memproduksi extension tube mereka sendiri, namun untuk pilihan yang
lebih murah kita bisa membeli merek third party macam Kenko. Hal penting
yang harus diperhatikan adalah pastikan bahwa koneksi elektronik antara
kamera dan lensa masih tetap nyambung, karena jika tidak kompatibel
maka fitur macam autofokus atau auto exposure tidak akan bekerja. Tanpa
koneksi elektronik, kita juga tidak bisa mengatur aperture dari kamera
(dan lensa kit atau lensa prime seringkali tidak memiliki aperture ring
lensa). Jadi cek konektifitas sebelum anda membayar.
Untuk canon anda bisa membeli Canon EF12 II dan EF25 II,
masing-masing memiliki panjang ekstensi 12 mm dan 25 mm, atau anda bisa
menggabungkan keduanya. Jika anda bisa mencari edisi lama kedua tube ini
(EF12 dan EF 25) dalam kondisi bekas yang harganya jauh lebih murah.
Nikon menjual PK-11A, PK-12, PK-13 dan PN-11, masing-masing memiliki panjang ekstensi 8 mm, 14mm, 27,5 mm dan 52,5 mm.
Olympus membuat EX-25 untuk kamera four-third dan memiliki panjang ekstensi 25 mm.
Jika anda menginginkan extension tube yang murah, anda bisa membeli
tube merek Kenko yang membuat extension tube yang kompatibel dengan
Canon, Nikon dan Sony. Di Indonesia merk Kenko banyak beredar dan dijual
dalam rentang harga dari Rp. 500 ribu sampai Rp. 1,4 juta tergantung
panjang ekstensi. Jauh lebih murah dibanding anda harus membeli lensa
khusus makro. Jadi, selamat memotret makro tanpa harus menguras kantong.
~Filter Close Up Untuk Foto Makro
foto diatas diambil dengan lensa 85mm f/1.8 + filter close up
Sebelumnya kita membahas bagaimana memanfaatkan extension tube untuk foto makro, kali ini kita akan membahas tentang penggunaan filter close-up.
Apa Itu Filter Close Up?
Sebuah close-up filter (close-up lens), pada dasarnya adalah sebuah
kaca pembesar berkualitas tinggi yang dipasang di depan lensa, seperti
halnya filter lain seperti halnya filter CPL. Dengan memasang filter
close up, kita bisa mengurangi minimum focusing distance lensa yang kita
pakai. Dengan begitu kita bisa memotret dari jarak super dekat dengan
obyek foto.
Kekuatan filter close-up diukur dengan sebuah parameter bernama
diopter. Makin besar angka diopternya, semakin besar efek perbesarannya.
Kebanyakan filter close-up memiliki kekuatan diopter +1, +2, +3 dan +4,
meskipun tersedia juga filter close-up dengan kekuatan +10 diopter.
Makin besar angka diopter memungkin kita makin mendekati obyek foto,
dengan konsekuensi penurunan kualitas optik.
Kita juga bisa menumpuk dua filter close-up untuk meningkatkan
perbesaran, sebagai contoh saat kita tumpuk filter close +1 dan +2, maka
kita akan mendapatkan total +3 diopter, meskipun kualitas foto akan
menurun.
Jenis Filter Close Up
Ada dua jenis filter close up:
1. Filter Close Up Single Element
Kebanyakan filter close up masuk ke kategori ini. Jenis filter close
up ini juga paling banyak tersedia di toko kamera. Harganya lebih murah
namun dengan konsekuensi kualitas optik yang lebih rendah. Filter elemen
tunggal ini biasanya memiliki cacat berupa chromatic aberration dan area di pinggiran foto terlihat tidak tajam (soft). Secara umum,
kualitasnya jauh dibandingkan saat anda menggunakan extension tube.
2. Filter Close Double Element
Memiliki elemen ganda, jenis filter ini mampu meminimalisir chromatic
aberration dengan memanfaatkan elemen kedua. Jenis filter ini memang
lebih mahal dibanding elemen tunggal dan lebih jarang ada di pasaran.
Canon memproduksi filter close up double element: 250D (+4 diopter) dan
500D (+2 diopter) dan kita bisa memasangnya di merk lensa apapun asal
ukuran ulirnya pas. Merk lain yang tersedia misalnya Kenko.
Pemakaian
Lensa close up bisa dipakai dengan lensa apapaun, yang harus anda
ingat adalah ukuran ulirnya harus cocok. Cara paling aman adalah membeli
ukuran filter terbesar (misal 72mm) dan kalau anda memiliki lensa
dengan diameter 58mm misalnya, tinggal beli tambahan step down ring dari
72 ke 58mm. Filter close up juga bisa dipasang di lensa tele maupun
lensa zoom, makin panjang focal length lensa, makin besar tingkat
perbesarannya saat dipasangi filter close up.
Anda juga jangan berharap kualitas optik filter ini bisa menyamai
lensa makro yang memang didesain untuk memotret makro. Tapi dengan harga
yang jauh lebih murah dibanding harus membeli lensa makro, anda bisa
membeli filter close-up untuk mengukur besar tidaknya minat anda
memotret makro dan berlatih memotret makro. Kalau memang sudah ketahuan bahwa memotret makro adalah “panggilan jiwa” anda, belilah lensa makro.
~Lensa Makro Murah Meriah Dengan Reverse Ring
Kita membahas tentang alternatif lensa makro menggunakan filter close up dan extension tube, kali ini kita akan membahas cara memperoleh lensa makro dari lensa kit anda dengan menggunakan reverse ring.
Kelihatannya aneh, tapi saat kita memasang sebuah lensa prime 50mm
atau lensa kit zoom standar (18-55mm atau 17-50mm) secara terbalik
disebuah kamera (ujung depan lensa menempel ke body kamera) menggunakan
alat tambahan bernama reverse ring, kita akan mendapatkan lensa makro
berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Kita sebenarnya bisa memakai
lensa lainnya, namun lensa prime 50mm dan lensa kit zoom standar
tampaknya menjadi pilihan banyak orang karena harganya relatif murah.
Lensa dengan focal length lebih panjang dibanding 50mm memberi
efek perbesaran (magnification) yang terlalu sedikit, sementara lensa
lebar memberi efek perbesaran yang terlalu banyak.
Karena kebanyakan dari pemilik kamera DSLR sudah memiliki lensa kit
zoom atau lensa prime 50mm, maka metode lensa makro dengan reverse ring
ini menjadi pilihan yang sangat menarik. Cukup dengan membeli sebuah
ring kecil dengan harga sangat murah (bahkan kadang tidak sampai Rp 100
ribu), kita sudah memiliki lensa khusus makro berkualitas lumayan dan
bisa memotret benda-benda kecil dari jarak sangat dekat.
Ada dua cara dalam memakai reverse ring:
Membalik Lensa Tunggal
Cara pertama adalah dengan membalik sebuah lensa tunggal. Untuk ini
kita membutuhkan sebuah reverse ring dan lensa zoom kit atau lensa 50mm.
Reverse ring merupakan sebuah cincin kecil dengan satu sisi masuk ke
ujung depan lensa sementara sisi satunya masuk ke mount kamera.
Sebuah lensa prime 50mm yang terpasang ke kamera crop (Canon 600D
atau Nikon D3200) dengan reverse ring memiliki reproduksi 1:1, sama
seperti lensa makro Canon 85mm seharga Rp. 5 Juta atau lensa Tamron 90mm
macro seharga Rp. 3,5 Juta.
Kerugian utama memakai reverse ring adalah kita kehilangan koneksi
elektronik antara kamera ke lensa, sehingga autofokus tidak akan bekerja
dan kita harus mengeset fokus secara manual. Namun metering tetap akan
bekerja seperti biasa, cukup gunakan mode P (Program) atau Aperture
Priority. Untuk mengubah nilai aperture tidak akan bisa dilakukan dari
kamera, maka jika anda memiliki lensa dengan aperture ring (biasanya
lensa generasi lebih lama) anda memiliki keuntungan bisa mengubah-ubah
nilai aperture. Sementara jika lensa tidak memilik aperture ring
(rata-rata lensa modern tidak memiliki aperture control di lensa), kita
terpaksa menggunakan bukaan terbesar (nilai F terkecil) sehingga kita
hanya memiliki Depth of field yang sempit.
Jika faktor ini (DOF sempit, autofokus mati) membuat anda malas mencoba
reverse ring, anda bisa membaca cara kedua dibawah ini atau anda bisa
menggunakan extension tube yang memiliki koneksi elektronis dengan
kamera.
Reverse Ring Lensa Double
Dengan beberapa batasan saat menggunakan satu lensa dibalik
(autofokus mati, DOF sempit) kita bisa mengakalinya dengan memasang
lensa terbalik didepan lensa lain yang dipasang normal. Dengan cara ini
kita masih bisa mengontrol depth of field dan bisa mendapatkan
autofokus.
Lensa yang dipasang normal ke kamera dinamai lensa primary sementara
lensa yang dipasang terbalik didepan lensa primary dinamai lensa
secondary.
Untuk menggunakan cara ini, kita membutuhkan lensa 50mm dan sebuah
lensa panjang (idealnya diatas 85mm) untuk menghindari vignetting dan
sebuah ring bernama macro coupler. Makin panjang lensa primary anda,
makin besar pula efek perbesaran foto. Jika anda memakai lensa lebar
sebagai pengganti lensa 50mm maka efek perbesaran akan makin besar.
Macro coupler atau juga biasa disebut male to male ring adapter (m2m)
hanyalah sebuah cincin logam dengan ukuran spesifik yang harus sesuai
ukuran filter thread lensa anda. Jika anda tidak bisa menemukan adapter
yang memiliki ukuran sesuai, anda bisa memanfaatkan step up atau step
down ring.
Oke, selamat mencoba dan harap bersabar, dua cara diatas membutuhkan kesabaran ekstra.